Sunday, November 8, 2015

Bareksa - Marketplace Reksadana Online


Saat ini untuk berinvestasi di Reksa Dana sudah sangat mudah, karena telah hadir Bareksa.com sebagai platform reksa dana online dengan menjual berbagai macam produk reksa dana dari Manajer Investasi terbaik.

Tuesday, May 5, 2015

Berinvestasilah mulai saat ini juga....

mulai investasi reksadana saat ini juga
Banyak sekali orang yang ingin memulai investasi tetapi di tunda - tunda dengan alasan baru memiliki dana yang sedikit untuk di investasikan, mereka baru akan memulai apabila sudah mempunyai dana yang banyak untuk di investasikan.
Sebenarnya untuk memulai berinvestasi kita tidak perlu menunda sampai kita memiliki dana yang banyak, sebaiknya kita mulai saat ini juga walaupun dana yang tersedia masih sedikit, karena hasilnya akan berbeda apabila kita menunda-nunda.

Berikut ilustrasi yang bisa kita lihat apabila kita berinvestasi saat ini juga atau menunda-nunda menunggu dana yang kita investasikan cukup banyak.

Alkisah ada dua orang sahabat karib yang sama-sama baru lulus dari kuliah dan langsung mendapatkan pekerjaan, kedua mahasiswa tersebut kita berinama A dan B.
Ketika mendapatkan gaji pertama kedua mahasiswa tersebut mulai sadar akan manajeman keuangan dan pentingnya berinvestasi. Maka mereka mencari investasi yang baik dan cocok buat mereka berdua, akhirnya mereka menemukan blog tentang reksadana yaitu www.blogreksadana.com akhirnya mereka memutuskan untuk berinvestasi di reksadana.

Namun ada perbedaan antara si A dan B didalam memulai berinvestasi di reksadana tersebut, si A memilih untuk mulai berinvestasi saat ini juga walaupun dana yang bisa di investasikan masih sedikit hanya Rp. 500 rb saja perbulannya. Sedangkan si B memilih akan berinvestasi di reksadana apabila dia sudah memiliki dana yang lebih banyak, si B berpikir nanti apabila dia sudah naik jabatan dan memiliki uang yang lebih banyak dia akan memulai investasi 2x lipat dari si A, si B berpikir bisa mengalahkan nilai investasi si A.

Baca artikel lainnya : Keuntungan Berinvestasi di Reksadana

Ternyata 10 tahun berlalu, si B belum juga memulai berinvestasi, sedangkan dana investasi si A sudah bernilai 100juta rupiah. Suatu hari mereka berdua ketemuan di sebuah cafe dan si A bercerita bahwa selama ini dia berinvestasi 500 rb setiap bulannya di reksadana dan nilai investasinya sudah bernilai 100 juta rupiah. Ternyata si B mulai terpancing semangatnya untuk berinvestasi, dan kebetulan si B sudah memiliki dana yang cukup banyak untuk di investasikan, maka mulailah si B berinvestasi dengan jumlah 1 juta perbulan, dalam hati si B dia berpikir bisa membalap jumlah investasi si A.

Si A tidak bercerita kepada si B bahwa kantornya bermasalah dan gajinya di potong sehingga si A tidak bisa berinvestasi kembali karena sudah tidak ada dana yang bisa disisihkan untuk berinvestasi. Selama 30 tahun si B dengan semangatnya berinvestasi sebesar 1 juta rupiah sementara si A berhenti menambah investasi bulanannya.

Akhirnya mereka dipertemukan kembali pada acara reunian sekolah.  Ketika mereka berdua bertemu si B langsung pamer kepada si A bahwa dia berinvestasi 1 juta perbulan selama 30 tahun dengan return rata-rata 18% per tahun. Dengan Total HANYA 360 juta rupiah, kini uang investasi saya hampir 14M!

Si A hanya bisa garuk-garuk kepala, dan berkata kepada si B, bahwa ia hanya invest pada 10 tahun pertama sebesar 500 rb/bulan, total investasi saya 60 juta, tetapi hasil investasi saya saat ini 23M!!
Akhirnya si A dan si B menunjukkan data pertumbuhan investasi masing-masing sebagai buktinya, sbb :


Tahun
Si A
Si B
Modal Investasi
Hasil Investasi
Modal Investasi
Hasil Investasi





1
6.000.000,00
6.520.606,00
-
-
5
30.000.000,00
48.107.326,00
-
-
10
60.000.000,00
165.644.096,00
-
-





11
60.000.000,00
194.460.033,00
12.000.000,00
13.041.211,00
20
60.000.000,00
866.953.959,00
120.000.000,00
331.288.191,00
30
60.000.000,00
4.537.494.454,00
240.000.000,00
2.308.854.370,00
40
60.000.000,00
23.748.499.797,00
360.000.000,00
14.113.585.393,00


Ok dengan iliustrasi diatas tersebut, marilah kita mulai berinvestasi saat ini juga, jangan di tunda-tunda lagi..

Monday, April 27, 2015

Mengenal Lebih Jauh Reksadana Pasar Uang

mengenal reksadana pasar uang

Reksadana Pasar Uang adalah Reksadana yang melakukan investasi 100% pada efek Pasar Uang, seperti deposito, SBI, obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Reksadana Pasar Uang mempunyai potensi keuntungan yang rendah dengan tingkat resiko yang rendah juga. Umumnya hasil keuntungan investasi reksadana pasar uang sedikit lebih tinggi dari suku bunga deposito. Cocok untuk investasi jangka pendek (kurang dari satu tahun), sebagai perlindungan capital, karena jika dibutuhkan dapat dicairkan setiap hari kerja dengan penurunan nilai investasi yang hampir tidak ada.

Dengan jangka waktu yang kurang dari satu tahun itu, otomatis Reksa Dana Pasar Uang itu lebih likuid dari Reksa Dana biasa. Jenis ini sangat cocok untuk investor pemula, yang masih lekat dengan berinvestasi di deposito, tetapi ingin menjajal berinvestasi di reksa dana.

Mungkinkah Reksadana Pasar Uang memberikan hasil investasi negatif? Kemungkinan itu ada tetapi sangat kecil. Berbeda dengan saham dan obligasi yang nilainya dapat berubah tiap hari, maka instrumen pasar uang jangka pendek pada umumnya memiliki harga tetap.

Baca artikel lainnya : Pilih mana : Reksadana atau Deposito ?

Perhitungan NAB/Unit Reksadana Pasar Uang memang dibuat tetap pada harga Rp.1000,-, namun bukan berarti investor tidak mendapatkan hasil investasi. Hasil tersebut dibagikan setiap hari dalam bentuk tambahan Unit Penyertaan. Bank Kustodian memiliki catatannya dan akan melaporkan jumlah Unit Penyertaan yang dimiliki oleh investor setiap akhir bulan.

Walaupun reksa dana ini memiliki bunga yang tidak jauh beda dari deposito, tapi memiliki banyak keunggulan. Pertama, adanya kebebasan waktu penarikan. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, reksa dana jenis ini memiliki likuiditas tinggi. Hal ini sangat berbeda dengan deposito, investor hanya dapat mencairkan dananya jika memang sudah jatuh tempo. Jika investor deposito ingin menarik uangnya sebelum jatuh tempo, investor itu akan dikenai penalti yang nilainy beragam, besarnya bisa mencapai lebih dari 10% bunga.

Kedua, investor dapat menentukan jumlah uang yang ingin dicairkan. Sementara itu, di deposito, investor tidak dapat menentukan sendiri jumlah uang yang akan ia cairkan. Mau tidak mau, investor harus rela menarik seluruh uangnya di deposito plus seluruh imbal hasilnya.

Keunggulan reksa dana pasar uang lainnya adalah bebas pajak dan memiliki capital gain dari pasar sekunder, meskipun tidak begitu signifikan.

Pertanyaannya kemudian, mengapa terjadi minat besar-besaran menanamkan investasi pada instrumen tabungan, deposito, SBI dan surat utang jangka pendek?

Pemulihan ekonomi, biasanya terjadi inflasi, dimana terjadi peningkatan permintaan ketimbang posisi penawaran. Peningkatan inflasi selalu mengindikasikan akan terjadinya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Sebab, secara etika ilmu ekonomi, nilai suku bunga acuan bank tidak bisa lebih rendah dari inflasi.

Kenaikan BI Rate, sudah barang tentu akan membuat suku bunga tabungan dan deposito bank serta SBI mengalami kenaikan. Jadi wajar saja, jika sebagian pelaku pasar kini memburu produk reksa dana pasar uang, didorong oleh ekspektasi kenaikan BI Rate, dengan harapan dapat menuai keuntungan di tengah sentimen pemulihan ekonomi global.

Saturday, April 4, 2015

Mempersiapkan Dana Pensiun Dengan Reksadana Yang Tepat

menyiapkan dana pensiun dengan reksadana
Investasi reksadana akhir-akhir ini mulai digemari oleh para investor, demi memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan bila mereka menanam uang lewat deposito atau tabungan biasa. Jenis investasi yang memanfaatkan skema reksadana juga tampaknya tepat bila disasar oleh orang-orang yang mengharapkan ketenangan hari tua. Maksudnya, mereka yang memiliki harta berlebih dan ingin mengembangkannya bisa memilih reksadana sebagai instrumen untuk menyiapkan dana pensiun. Secara umum, reksadana menawarkan lebih banyak diversifikasi investasi. Artinya, para penanam dana akan mendapatkan lebih banyak model pengelolaan modal yang lebih bervariasi dibandingkan dengan yang bisa didapatkan melalui skema deposito atau tabungan biasa. Meski demikian, pertanyaannya adalah: bagaimana mempersiapkan dana pensiun melalui reksadana?


Sebelum menjawab pertanyaan itu, penting bagi Anda untuk memiliki kondisi keuangan yang sehat, yang merupakan syarat mutlak bagi mereka yang ingin berinvestasi melalui reksadana. Keuangan sehat yang dimaksud terdiri dari beberapa komponen yang bisa dihitung, yakni:
  • Rasio hutang konsumtif sebesar 0%
  • Rasio cicilan (total biaya cicilan bulanan) kurang dari 30% dari keseluruhan pendapatan bulanan.
  • Rasio dana darurat sebesar 6 sampai 12 kali pendapatan bulanan tetap.
  • Rasio biaya total bulanan adalah kurang dari 1% dari keseluruhan pendapatan bulanan.

Jumlah rasio di atas mutlak harus dimiliki setiap orang yang ingin dikategorikan sebagai seseorang yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan sanggup untuk menginvestasikan hartanya.
Hal selanjutnya yang juga harus dipertimbangkan adalah: seseorang harus memiliki tujuan investasi yang jelas. Dengan memiliki tujuan investasi yang jelas, seseorang bisa tahu jenis reksadana apa yang mesti dipilih, apakah di masa depan ada kemungkinan untuk pindah produk reksadana, dan hal-hal lainnya terkait dengan investasi reksadana. Lebih jauh lagi, tingkat kehidupan yang layak bagi seseorang yang berkeinginan menginvestasikan harta di reksadana adalah: dia memiliki pendapatan tetap sekitar 10 juta per bulan. Asumsikan bahwa pada tahun 2015 ini Anda telah menghitung kebutuhan dana pensiun sekitar 9,08 Miliar Rupiah. Investasi reksadana saham menjanjikan keuntungan kurang lebih sekitar 25% per tahun. Usia Anda sekarang 25 tahun dan Anda berencana pensiun pada umur 50 tahun – jadi, ada waktu sekitar 45 tahun masa pengabdian. Artinya, Anda akan membutuhkan dana pensiun sebesar jumlah di atas pada tahun 2040 (2015 + 25 tahun masa pengabdian Anda). Dengan investasi per bulan sejumlah 1,351 juta, Reksadana bisa memberikan Anda dana pensiun sejumlah itu. Namun sekali lagi, ini hanyalah perhitungan kasar.
Nah, ada beberapa jenis reksadana yang harus Anda ketahui, yakni saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang. Masing-masing jenis reksadana tersebut bisa disesuaikan dengan horizon investasi, atau mana jenis investasi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dana pensiun Anda. Bagi mereka yang sedang merencanakan dana pensiun menggunakan reksadana, maka tampanya reksadana saham adalah bentuk yang paling cocok. Meski demikian, perlu diketahui bahwa pergerakan keuntungan reksadana saham sangat fluktuatif, meski ada logika di mana keuntungan pasti diperoleh dalam jangka panjang. Rumusnya adalah: jika investasi Anda minimal sesuai dengan periode yang disediakan, maka kemungkinan mengalami kerugian akan menjadi jauh lebih kecil.

Dalam banyak kasus, mereka yang ingin mendapat dana pensiun yang besar di masa depan bisa mempertimbangkan untuk menaruh uangnya pada jenis reksadana saham, di mana durasi investasinya bisa mencapai 25 tahun.

Sunday, March 29, 2015

Pilih Mana: Reksadana atau Deposito?


investasi reksadana
Kadang kala seorang calon investor pemula mengalami kebingungan pada saat ingin melakukan investasi uangnya, entah itu untuk kepentingan tabungan maupun investasi hari tua, seringkali menghadapi kebingungan ketika mereka bermaksud melipatgandakan jumlah uang yang ada. Kebingungan itu umumnya muncul karena mereka tidak tahu uang yang ada mesti diinvestasikan di bidang apa, atau disimpan di mana. Beberapa mungkin terpikir mengenai investasi reksadana sebagai cara jitu untuk berinvestasi, sementara yang lain memilih cara yang lebih konvensional seperti mendepositokan uang mereka di bank tertentu. Di antara dua pilihan: reksadana vs deposito, mana yang lebih baik untuk dipilih? Tentunya ada perbedaan tegas di antara keduanya. Artikel ini akan sedikit membahas perbedaan antara deposito dan reksadana. Pada gilirannya, artikel ini diharapkan memberi sedikit bahan pertimbangan bagi Anda yang berkeinginan untuk menanamkan uangnya di tempat lain.
Baca Artikel lainnya : Pahami Risiko Investasi Reksadana
Salah satu perbedaan tegas antara deposito dan reksadana adalah: yang disebut terakhir merupakan sejenis saluran investasi yang memiliki resiko jauh lebih tinggi dibandingkan deposito. Meski datang dengan resiko yang jauh lebih tinggi, kenyataannya reksadana memberikan potensi keuntungan finansial yang lebih besar bila dibandingkan dengan deposito. Hal ini dikarenakan cara kerja reksadana yang berbeda dengan deposito, meski dalam banyak keduanya sama-sama diperlakukan sebagai jenis investasi yang digerakkan guna mengembangkan harta kekayaan yang dimiliki seseorang. Jadi pada intinya, baik reksadana maupun deposito merupakan skema pengumpulan dana publik. Kendati demikian, ada beberapa perbedaan tegas antara keduanya.
Pertama, dana deposito umumnya akan disalurkan melalui bentuk mekanisme seperti kredit. Sementara dana yang dihimpun melalui skema reksadana akan dibelikan sejumlah produk seperti obligasi maupun saham.
Kedua, keuntungan dalam kerangka reksadana tidak dijamin besaran nominalnya, karena terkait dengan keadaan pasar dan lain sebagainya. Investasi reksadana dalam waktu jangka panjang, memberi keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan deposito, terutama reksadana saham. Lain halnya dengan deposito, di mana keuntungan masa depan sudah bisa diprediksi dengan tepat sesuai dengan jangka waktu investasi yang disepakati. Hanya saja, keuntungan yang diperoleh dari deposito bisa tergerus habis oleh tingkat inflasi.
Ketiga, deposito dikelola oleh bank penerbit deposito, di mana dana tersebut kemudian akan disalurkan langsung oleh pihak bank kepada pihak lainnya. Sedangkan pada jenis reksadana, dana akan dikelola oleh manajer investasi yang berperan sebagai promotor dan penggerak dana. Meski begitu, seluruh dana yang terhimpun biasanya disimpan oleh pihak kedua, yakni Bank Kustodian.
Keempat, salah satu kelebihan yang membuat reksadana terlihat lebih mentereng dibandingkan deposito adalah imbal hasil yang ditawarkan. Reksadana umumnya menawarkan imbal hasil sampai 20 % per tahun (reksadana saham), sementara deposito hanya menawarkan 6 % per tahun. Artinya, bila menyimpan uang sejumlah 15 juta selama lima tahun lewat skema deposito, seseorang hanya akan memperoleh keuntungan sebesar 14 juta. Namun bila dana sebesar itu disimpan lewat skema reksadana, ia akan mendapat keuntungan sebesar 61 juta dalam waktu lima tahun ke depan.
Kelima, perbedaan tegas antara keduanya ada dalam poin, bahwa deposito merupakan jenis investasi yang tidak beresiko atau minim resiko. Uang yang disimpan di bank dalam bentuk deposito tidak akan berkurang. Sementara reksadana memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi, sebanding dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi pula.
Keenam, reksadana memiliki keunggulan lain, yakni berupa diversifikasi investasi yang jauh lebih luas dibandingkan deposito. Dalam arti, ada banyak jenis investasi pasar modal yang bisa dimasuki lewat pengelolaan modal dengan model reksadana.

Monday, March 2, 2015

Perebutan dana investor bakal semakin ketat

dana reksadana

Kontan, Selasa 24 February 2015

JAKARTA. Rancangan Peraturan OJK (POJK) tentang Pedoman Perilaku Manajer Investasi terkait kemungkinan manajer investasi (MI) dapat memberi hadiah kepada nasabah berpotensi menimbulkan persaingan tidak sehat. Manajer investasi dengan dana kelolaan besar bakal diuntungkan oleh aturan ini.
POJK tersebut menjabarkan syarat-syarat pemberian hadiah atau manfaat kepada pihak lain yang tidak mengandung benturan dengan kepentingan nasabah. Sedangkan jenis, nilai dan manfaat yang diberikan harus berada dalam batas kewajaran.
Direktur Ashmore Asset Management Indonesia, Arief Wana mengatakan, syarat pemberian hadiah dalam POJK tersebut perlu diperjelas, terutama mengenai ketentuan batas kewajaran. "Tapi batas wajar untuk manajer investasi yang memiliki dana kelolaan Rp 5 triliun dengan yang Rp 50 triliun tentu berbeda," ungkap Arief.
Ia juga mengatakan, ada ketakutan investor berinvestasi di reksadana hanya karena tertarik dengan iming-iming hadiah tanpa mengetahui betul risiko dalam instrumen investasi tersebut.
Ashmore Asset Management Indonesia mendapat izin manajer investasi dari OJK sejak 2011. Modal dasar dan disetor Ashmore masing-masing sebesar Rp 100 miliar dan Rp 35 miliar. Adapun dana kelolaannya per Januari 2015 sebesar Rp 6,11 triliun.
Direktur Infovesta Utama Parto Kawito juga berpandangan serupa. Menurutnya, batasan praktik pemberian hadiah harus diperjelas. Menurutnya, aturan ini berpotensi menimbulkan praktik persaingan tidak sehat antar manajer investasi. "Bisa saja nanti MI memberi hadiah bagi nasabah yang redeem produknya di MI lain dan dananya dipindahkan ke MI yang bersangkutan. Itu tidak etis," papar Parto.
Menurutnya, OJK juga perlu mengatur wewenang Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dalam pemberian hadiah ini. Selain itu, sumber dana pemberian hadiah juga harus lebih detail.

Baca Selengkapnya... 

Friday, February 20, 2015

Reksadana Yang memberikan Return Tertinggi Dalam 1 Bulan - 18 Feb 2015

Barikut list 10 reksadana yang memberikan return teetinggi dalam 1 bulan terakhir.
Data di ambil dari Bareksa.com

top list reksadana


  1. Lautandhana Growth Fund
  2. Schroder Indo Equity Fund
  3. Mandiri Investa Ekuitas Syariah
  4. Danareksa Mawar Rotasi Sektor Strategis
  5. Schroder Dana Istimewa
  6. Schroder Dana Prestasi Plus
  7. Mandiri Investa Equity Dynamo Factor
  8. Danareksa Mawar Konsumer 10
  9. BNI-AM Inspiring Equity Fund
  10. HPAM Syariah Ekuitas



Wednesday, February 11, 2015

Memahami Proses Transaksi dalam Reksa Dana

transaksi pada reksa dana

Pada dasarnya jenis transaksi di dalam reksa dana ada 4, yaitu :
  1. Subscription
  2. Top Up
  3. Redemption
  4. Switching
Mari kita coba bahas satu persatu dari ke - 4 jenis transaksi tersebut.

1. Subscription

Subscription adalah proses pembelian reksa dana untuk pertama kali, (pembukaan rekening). Suatu transaksi bisa dikatakan berjalan dengan baik apabila investor :
  • Membuat tujuan dan perencanaan dengan jelas (berapa uang yang diinvestasikan, produk reksa dana apa yang dipilih, ditujukan untuk apa investasi reksa dana ini dan jangka waktu investasinya berapa lama).
  • Memberikan copy dokumen identitas, yaitu KTP yang masih berlaku dan NPWP.
  • Mengisi dan menyampaikan Formulir Pembukaan Reksa dana yang sudah ditandatangani diatas materai dan juga mengisi Formulir Profil Resiko.
  • Membaca dan memahami isi prospektus reksa dana yang menjadi tujuan investasi.
  • Melampirkan buktu setoran ke Rekening Atas Nama Reksa Dana.
  • Investor akan mendapatkan surat konfirmasi dari Bank Kustodian atas transaksi yang dilakukan maksimal H+7.
  • Investor yang sudah memenuhi semua persyaratan dokumen (In complete Application) dan sudah melakukan penyetoran dana pada rekening atas nama reksa dana yang dituju (In good fund) SEBELUM pukul 13:00 WIB (Cut off Time) akan di proses dan mendapat harga reksa dana pada hari yang sama, namun apabila investor yang In complete Application dan In good fund nya setelah pukul 13:00 WIB akan diproses dan mendapat harga reksa dana pada hari berikutnya.
2. Top Up

Transaksi membeli reksa dana yang diakukan SETELAH pembukaan rekening dilakukan. Transaki Top Up dikatanakan berjalan baik apabila investor :

  • Mengisi dan memberikan formulir Top Up reksa dana yang menjadi tujuan investasi.
  • Mengkonfirmasi dan memberikan bukti pembayaran Top Up atas nama reksa dana.
  • Pengisian formulir Top Up dapat langsung dilakukan seara online tanpa harus tatap muka apabila membeli reksa dana tersebut pada buana fund online.
  • Investor akan mendapatkan surat konfirmasi dari Bank Kustodian atas transaksi yang dilakukan maksimal H+7.
  • Sama seperti subscription ketentuan Cut Off Time juga berlaku pukul 13:00 WIB


    3. Redemption

    Suatu transaksi menjual reksa dana.
    Berikut beberapa kewajiban investor yang dapat dilakukan agar proses transaksi redemption dapat berjalan dengan baik :
    • Mengisi dan menyampaikan formulir redemption yang dapat dilakukan tanpa harus tatap muka dengan agen penjual langsung.
    • Ketentuan Cut off Time juga berlaku pada transaksi ini.
    • Investor akan mendapatkan surat konfirmasi dari Bank Kustodian atas transaksi yang dilakukan maksimum H+7
    • Surat konfirmasi umumnya berisi jumlah dana yang diterima oleh investor yang merupakan perkalian antara jumlah unit yang dijual dan harga transaksi atau nominal tertentu sesuai permintaan investor. Apabila investor menggunakan rekening Bank yang berbeda dengan Bank Kustodian ada kemungkinan mendapatkan potongan biaya transfer.
    4. Switching
    Menrupakan suatu transaksi pengalohan reksa dana. Pada transaksi ini investor dapat melakukan pengalihan reksa dana yang satu ke reksa dana yang lainnya tanpa harus melakukan subscription dan redemption, tetapi proses switching ini hanya bisa dilakukan pada MI yang sama. Untuk dapat melakukan proses switching dengan baik, investor dapat melakukan beberapa hal sbb :
    • Mengisi formulir switching sebelum Cut off Time.
    • Investor harus sudah melakukan Subscription pada reksa dana yang menjadi tujuan swirching.
    • Investor akan mendapatkan surat konfirmasi dari Bank Kustodian atas transaksi yang dilakukan maksimum H+7









    Monday, February 2, 2015

    Sehat Financial Dulu, Baru Berinvestasi

    sehat keuagan dengan financial check up


    Kesiapan berinvestasi didalam reksa dana seseorang terlebih dahulu harus "sehat secara keuangan". Bukan ditentukan oleh seberapa besar uang yang dimiliki oleh seseorang pada saat ini. Oleh sebab itu mempunyai uang kas diatas saldo minimum investasi tidak menjadi kepastian bahwa seseorang itu siap menjadi investor reksa dana.

    Sehat secara keungan bukan hanya ditentukan oleh seberapa besar uang yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Tetapi juga harus dilihat darimana uang tersebut diperoleh, apakah dari hutang / pinjaman ataukah memang dari hasil menabung, Gaji perbulan boleh besar, tetapi apakah pengeluaran yang ada besar juga..? untuk mengetahui kondisi keuangan sehat atau tidak seseorang harus melakukan financial check up.

    Financial check up dilakukan dengan cara mengukur rasio-rasio keuangan seseorang, lalu rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan suatu rasio standar. Seandainya rasio-rasio keuangan seseorang tersebut sudah sama atau bahkan lebih baik bila dibandingkan dengan rasio-rasio standar, maka orang tersebut sudah bisa dikatakan "sehat secara keuangan" dan siap untuk berinvestasi. Berikut 4 rasio yang dipergunakan dalam financial check up sbb :

    1. Rasio Hutang Konsumtif

    Didapat dari Total Hutang Konsumtif / Total Pendapatan Bulanan

    Yang dimaksud dalam hutang konsumtif adalah hutang / Kredit Tanpa Anggunan (KTA) dan hutang kartu kredit.
    Satandar untuk rasio ini adalah 0%, apabila seseorang memiliki hutang konsumtif untuk alasan apapun, maka orang tersebut belum bisa dikatakan "sehat secara keuangan" dan belum bisa menjadi investor.

    2. Rasio Cicilan

    Didapat dari Total Cicilan Bulanan / Total Pendapatan Tetap Bulanan

    Yang dimaksud didalam rasio cicilan ini adalah cicilan KPR, cicilan apartemen, dan cicilan lainnya yang sifatnya tidak konsumtif. Yang dimaksud dengan Total Pendapatan Tetap adalah total pendapatan yang diterima secara tetap setiap bulannya, apabila seseorang memiliki gaji yang tetap dan juga memiliki komisi atau bonus yang variabel maka hanya gaji tetap yang digunakan.
    Standar untuk rasio cicilan ini adlah < 30%, apabila seseorang memiliki rasio cicilan > 30% maka orang tersebut belum siap menjadi investor.

    3. Rasio Dana Darurat

    Didapat dari Total Aset Likuid / Total Biaya Tetap Bulanan

    Yang dimaksud dengan aset likuid ini adalah dana kas, tabungan, deposito, giro dan reksa dana pasar uang / pendapatan tetap.
    Sedangkan total biaya tetap bulanan adalah biaya-biaya yang sifatnya tetap dikeluarkan setiap bulannya, seperti : iuran listrik, air, biaya makan dan minum, biaya sekolah anak, dan biaya2 lainnya yang sifatnya tetap dan sudah tidak bisa dihemat lagi. Standar rasio dana darurat ini adalah 6 kali untuk lajang dan 12 kali untuk seseorang yang sudah berkeuarga.

    Situasi darurat adalah sesutau yang tidak bisa kita prediksi kapan datangnya, bayangkan saja apabila keluarga atau kerabat anda mendapatkan musibah dan memerlukan dana yang cukup besar, pada saat yang sama seluruh uang anda sedang ditempatkan di reksa dana saham dan konsidi bursa sedang dalam posisi rendah-rendahnya seperti tahun 2008 lalu, maka apabila anda mempunyai dana darurat tidak perlu mencairkan reksa dana saham anda pada saat situasi investasi kurang baik.

    4. Rasio Biaya Terhadap Pendapatan

    Didapat dari Total Biaya Tetap Bulanan / Total Pendapatan Tetap Bulanan

    Standar dari rasio ini adalah < 1. Gaya hidup yang sehat adalah apabila semua pengeluaran yang sifatnya tetap dapat di cover oleh pendapatan yang sifatnya tetap pula. Apabila memiliki rasio > 1, berarti gaya hidup anda terlalu "tinggi" dan perlu dilakukan penyesuaian.

    Financial check up perlu dilakukan secara periodik, minimal 6 bulan sekali dan apabila rasio-rasio keuangan anda sudah sama atau labih baik dari standar rasio yang ada, maka anda sudah bisa atau layak untuk menjadi investor.



    Tuesday, January 20, 2015

    Membeli Reksadana Syariah di awal Tahun 2015

    Di awal tahun 2015 ini penulis berencana untuk berinvestasi di reksadana saham syariah, investasi ini bertujuan untuk jangka panjang selama 5 tahun, maka penulis akan memilih reksadana syariah yang sudah memiliki umur minimal 5 tahun. Rencananya penulis hanya akan membeli 2 reksadana syariah saja.

    Pada tahap awal penulis memfilter reksadana yang sudah memiliki umur 5 tahun dan memberikan return tertinggi untuk 5 tahun.

    Berikut reksadana syariah yang sudah berumur 5 tahun dan memiliki return tertinggi, data berikut saya dapat dari www.bareksa.com.
    reksadana syariah
    Dari hasil tersebut diatas, kita dapati reksadana syariah yang memiliki return tertinggi untuk jangka waktu 5 tahun adalah (saya hanya akan memilih 3 teratas saja) :

    1. Cipta Syariah Equity (95,93%)
    2. BNP Paribas Pesona Syariah (90,16%)
    3. Trim Syariah Saham (81,07%)

    Saya akan mencoba mengevaluasi kinerja dari ketiga reksadana diatas berdasarkan artikel sebelumya mengevaluasi kinerja reksadana.


    • Melihat Kinerja Periodiknya dan Membandingkan dengan Tolak Ukurnya

    Kita bisa melihat kinerja historis dari kinerja reksadana diatas dari fund factsheet  yang dikeluarkan MI setiap bulannya, dari fund factsheet kita bisa melihat kinerja reksadana tersebut selama periode 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, tahun berjalan (year to date), 3 tahun dan sejak peluncuran.
    Dan kita juga bisa melihat kinerja reksadana tersebut dengan membandingkan dengan kinerja tolak ukur (benchmark).
    Mari kita lihat kinerja dari masing-masing ketiga reksadana diatas berdasarkan fund factsheet periode dibulan desember 2014.

    1. Cipta Syariah Equity :

    fund fuctsheet

    Berdasarkan gambar diatas kita bisa melihat kinerja dari Cipta Syariah Equity sejak perioder pertamakali diluncurkan tahun 2008 sampai dengan Desember 2014 selalu bisa mengungguli kinerja dari benchmarknya yaitu JII (Jakarta Islamic Index) dan Syariah Equity Index.
    Untuk kinerja periode 1 bulan, 3 bulan, tahun berjalan (year to date) dan 1 tahun selalu mengungguli kinerja benchmark JII hanya periode 1 bulan saja yg kinerjanya sedikit dibawah benchmark.

    2. BNP Paribas Pesona Syariah


    Fund factsheet BNPParibas pesona syariah

    Kinerja historis dari BNP Paribas Pesona Syariah sejak awal peluncurun tahun 2007 hampir selalu mengungguli benchmarknya, untuk kinerja periode 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, tahun berjalan, 3 tahun dan sejak peluncuran kinerjanya selalu diatas rata-rata benchmarknya. Trend ini sangatlah baik untuk sebuah kinerja reksadana.

    3. Trim Syariah Saham

    fund fact sheet trim syariah saham

    Kinerja dari Trim Syariah Saham dibandingkan dengan kinerja benchmark hampir selalu mengungguli benchmarknya. Untuk kinerja historis periode 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, tahun berjalan (YTD), 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun kinerjanya selalu diatas rata-rata benchmarknya.


    • Melihat Kinerja Periodiknya dan Membandingkan dengan Reksadana Sejenis di Pasar
    Sekarang kita akan membandingkan ketiga reksadana syariah diatas untuk kinerja selama 1 tahun terakhir dengan menggunakan tools dari www.bareksa.com. Untuk membandingkan kinerja lebih dari 1 tahun kita harus berlangganan terlebih dahulu.

    Berikut grafik hasil perbandingan untuk kinerja selama 1 tahun :

    Berdasarkan grafik diatas untuk kinerja 1 tahun terakhir, TRIM Syariah Saham mengungguli Cipta Syariah Equity dan BNP Paribas Pesona Syariah. Sedangkan Cipta Syariah Equity dan BNP Paribas Pesona Syariah bersaing secara ketat, walau pada akhirnya diakhir periode Cipta Syariah Equity lebih unggul.


    • Mengukur Dana Kelolaan 
    Selanjutnya kita akan melihat dana kelolaan dari ketiga reksadana syariah tersebut, sebagai salah satu yang akan menjadi pertimbangan didalam mengambil keputusan untuk membeli reksadana.
    Untuk dana kelolaan bisa kita peroleh dari www.bareksa.com secara gratis.

    AUM Cipta Syariah Equity
    AUM Cipta Syariah Equity

    Dana kelolaan Cipta Syariah Equity secara trend kita bisa lihat di grafik selalu naik, dengan posisi terkhir sekitar 200 milyar.
    AUM BNP Paribas Pesona Syariah

    AUM BNP Paribas Pesona Syariah


    Dana kelolaan BNP Paribas Pesona Syariah mengalami kenaikan secara konstant terlihat dari grafik, dengan nilai tertinggi mencapai 3T, menandakan bahwa reksadana ini dipercaya oleh para investor, walaupun diakhir tahun 2014 mengalami trend sedikit penurunan. Tetapi untuk suatu reksadana yang sudah memiliki nilai AUM sangat tinggi biasanya kendalanya adalah manajer investasi tidak bisa melakukan manuver dengan fleksible atau leluasa sehingga nilai return yang diperoleh menjadi kurang optimal.

    AUM TRIM Syariah Saham

    AUM TRIM Syariah Saham mengalami terus kenaikan, terutama di tahun 2014 ini nilainya bertambah secara signifikan, dengan nilai terakhir sebesar 1T.


    • Melihat Rating Reksadana Syariah

    Gambar diatas adalah rating reksadana syariah yang saya ambil dari infovesta, ketiga reksadana tersebut memiliki rating yang cukup baik.

    Setelah analisa kinerja diatas, kini saatnya penulis untuk memutuskan reksadana syariah mana yang akan dibeli.

    Akhirnya penulis memutuskan untuk membeli 2 reksadana syariah saham  :

    1. Cipta Syariah Equity 
    2. TRIM Syariah Saham
    Untuk membeli reksadana saat ini sudah tidak terlalu sulit, karena sekarang sudah ada super market reksadana yang menjual berbagai macam reksadana dari berbagai MI besar.

    Untuk membeli reksadana secara online silahkan kunjungi Super Market Reksadana.





















    Wednesday, January 7, 2015

    Mengevaluasi Kinerja Reksa Dana

    mengevaluasi kinerja reksadana
    Setelah di artikel yang lalu kita membahas mengenai risiko investasi reksadana, kali ini penulis akan menyampaikan bagaimana cara mengevaluasi kinerja reksadana. Kinerja historis sering kali digunakan sebagai kriteria utama didalam mengambil keputusan investasi reksadana.
    Tetapi tetap penting untuk diingat bahwa kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja reksadana dimasa yang akan datang.

    Kinerja reksadana adalah suatu pengembalian investasi yang tercermin kepada kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Ada juga beberapa reksadana yang membagikan dividen sebagai hasil investasi.

    Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan evaluasi kinerja historis suatu reksadana :


    • LIHAT KINERJA PERIODIKNYA DAN BANDINGKAN DENGAN TOLAK UKURNYA 
    Informasi kinerja historis reksadana dapat diperoleh dari laporan bulanan yang dikeluarkan oleh MI yang biasanya disebut fund factsheet. Biasanya periode yang daitampilkan adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, tahun berjalan (year to date), 3 tahun dan sejak peluncuran. Untuk mengevaluasi kinerja reksadana tersebut bisa membandingkan dengan kinerja tolak ukur (benchmark) atau indeks yang menggambarkan rata-rata industri.

    Pada saat reksadana diluncurkan biasanya telah ditetapkan tolak ukurnya dan diharapkan kinerja reksadana tersebut dapat melampaui tolak ukur tersebut. Sebagai contoh, reksadana saham di Indonesia pda umumnya menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai tolak ukurnya, sehingga diharapkan kinerja reksadana saham dapat melampaui IHSG pada periode yang sama.

    Sedangkan tolak ukur yang banyak dipakai untuk reksadana pendapatan tetap adalah Indeks Obligasi HSBC. Semakin tinggi kinerja suatu reksadana melampui kinerja tolak ukurnya  maka kinerja reksadana tersebut dapat dikatakan semakin baik.


    • LIHAT KINERJA PERIODIKNYA DAN BANDINGKAN DENGAN REKSADANA SEJENIS DI PASAR
    Selain membandingkan reksadana dengan tolak ukurnya, bisa juga membandingkan reksadana sejenis yang ada di pasar. Yang dimaksud dengan reksadana sejenis adalah reksadana yang mempunyai karekteristik sama dengan reksadana yang sedang di evaluasi. Untuk memudahkannya dapat dikalsifikasikan kedalam kategori berdasarkan kelas aset, yaitu : reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap. Sama halnya, semakin tinggi kinerja reksadana dibanding dengan reksadana sejenis dipasar, maka kinerja reksadana tersebut dianggap semakin baik.

    • PERHATIKAN KONSISTENSI KINERJA REKSADANA
    Suatu kinerja yang tinggi pada reksadana juga perlu dicermati, apakah terdapat konsistensi dari kinerja tersebut dalam waktu tertentu. Volatilitas yang tinggi dari kinerja suatu reksadana mungkin menunjukkan suatu pengelolaan yang kurang menerapkan manajeman risiko yang baik, sehingga investasi menjadi sangat terlalu berisiko.

    • PERTIMBANGKAN JUMLAH DANA KELOLAAN REKSADANA
    Reksadana yang memiliki dana kelulaan yang lebih besar dimungkinkan memiliki likuiditas yang tinggi. Tetapi sering kali terjadi reksadana yang sudah memiliki dana kelolaan yang besar sulit untuk memberikan tingkat pengembalian yang optimal dikarenakan portofolionya terlalu besar sehingga kurang fleksibel didalam manuver pengelolaan portofolio. Sebaliknya reksadana yang memiliki dana kelolaan yang lebih kecil memiliki likuidatas yang rendah dan juga terbatas dalam manuver pengelolaan portofolionya.

    • RATING REKSADANA
    Ada beberapa lembaga yang mengeluarkan rating reksdana sehingga bisa diginakan sebagai acuan didalam mengambil keputusan investasi reksadana. Beberapa contoh lembaga yang memngeluarkan rating reksadana adalah : Barometer Bareksa, Bloomberg-APRDI, Morningstar, Lipper, dll.

    Demikianlah beberapa hal  yang dapat dijadikan pertimbangan didalam mengevaluasi kinerja reksadana, semua keputusan berpulang kembali kepada Anda sebagai investor yang menentukan reksadana mana yang akan dipilih. Yang penting selalu diingat adalah memahami profil risiko, tujuan investasi dan timi horison investasi anda.



    Monday, January 5, 2015

    Mengenal Reksadana Syariah

    mengenal reksadana syariah
    Reksadana syariah pada prinsipnya pengelolaan nya tidak berbeda dengan reksada konvensional, hanya saja reksadana syariah dibatasi oleh prinsip - prinsip syariah islam, sehingga didalam pengelolaannya tidak boleh bertentangan dengan kaidah syariat yang berlaku.

    Kebijakan Investasi Reksadana Syariah

    Kebijakan investasi resdana syariah hanya boleh pada perusahaan - perusahaan yang halal serta memenuhi rasio keuangan tertentu. Halal disini adalah bahwa perusahaan tersebut tidak memproduksi dan menjual produk-produk yang dilarang oleh syariah islam, seperti menjual daging babi, minuman keras, bisnis hiburan maksiat, tidak diperbolehkan berinvestasi pada portofolio yang mengandung riba (adanya bunga), tidak merugikan merugikan ata memberi mudarat kepada orang (rokok), dll.

    Yang dimaksud dengan memnuhi rasio keuangan tertentu adalah total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak boleh lebih dari 82% yang artinya modal 55% dan utang 45%, total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak diperbolehkan lebih dari 10%.

    Kebijakan investasi reksadana syariah hanya diperbolehkan pada instrumen yang sesuai dengan syari'ah islam, yaitu :


    1. Efek Pasar Modal Syariah :  Saham-saham yang masuk kedalam DES (Daftar Efek Syariah), Obligasi syariah (sukuk) serta efek hutang lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah islam.
    2. Instrumen Pasar Uang Syariah: - Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) - Sertifikat Investasi Mudharabah Antar-Bank (SIMA) - Certificate of Deposit Mudharabah Mutlaqah (CD Mudharabah Mutlaqah) - Certificate of Deposit Mudharabah Muqayyadah (CD Mudharabah Muqayyadah)

    Berikut tabel perbandingan Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional

    Deskripsi
    Reksadana Syariah
    Reksadana Konvensional
    Pengelolaan
    Dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah islam.
    Dikelola tanpa memperhatikan syari’ah islam.
    Investasi
    Investasi hanya kepada efek yang diperbolehkan syari’ah islam.
    Investasi kepada seluruh efek yang diperbolehkan.
    Mekanisme pembersihan harta
    Adanya mekanisme pembersihan harta non-halal (Clenasing)
    Tidak adanya konsep pembersihan harta.
    Tenaga Pengelola Profesional
    -          Wajib dikelola oleh profesional yang mengerti dengan kegiatan yang dilarang berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah .
    -          Memiliki Dewan Pengawas Syari’ah (DPS).
    Tidak perlu adannya profesional yang mengerti kegiatan yang dilarang dengan prinsip-prinsip syariah dan tidak adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS).

    Friday, January 2, 2015

    Pahami Risiko Investasi Reksadana

    risiko investasi reksadana
    Semua investasi yang ada saat ini pastilah mengandung risiko, begitu pula dengan reksadana. Reksadana juga bukan merupakan produk perbankan, oleh karena itu tidak mendapat jaminan dari pemerintah yang dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Setiap produk reksadana diwajibkan untuk mencantumkan risiko ini oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kewajiban tersebut berbunyi sebagai berikut :

    INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.

    Tetapi risiko didalam investasi bukanlah sesuatu hal yang menakutkan, karena risiko tersebut dapat kita kelola dengan benar.

    Definisi risiko menurut Investopedia adalah kemungkinan hasil investasi yang diperoleh akan berbeda dari yang diharapkan. Risiko ini juga mengacu kepada kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh investasi awal. Seorang pemodal perlu memahami terlebih dahulu pemahaman mendasar dalam bidang keuangan tentang hubungan antara risiko dan hasil investasi yaitu bahwa semakin tinggi potensi hasil investasi maka semakin tinggi pula potensi risiko yang terkandung (high risk-high return). Alasan di balik hal itu adalah bahwa pemodal bersedia untuk menerima risiko investasi tambahan jika ada kompensasi hasil investasi tambahan.

    Secara umum risiko dalam dunia investasi dan keuangan dibagi kedalam 2 kategori, yaitu risiko sistimatik dan risiko non-sistimatik. Kedua risiko tersebut jika digabungkan disebut sebagai risiko total.

    Risiko Sistimatik

    Risiko sistematik atau biasa disebut risiko pasar adalah risiko yang boleh dikatakan sulit untuk dihindari. Mengapa demikian, karena risiko ini melekat di pasar dan mempengaruhi kondisi seluruh pasar, bukan hanya pada spesifik industri atau instrumen. Boleh dikatakan, risiko jenis ini mendasari semua risiko lain yang muncul.


    Contoh risiko sistematik adalah risiko berubahnya suku bunga, risiko inflasi, risiko perubahan nilai mata uang.

    Risiko Non-Sistematik

    Risiko non-sistematik atau biasa disebut risiko spesifik atau risiko perusahaan. Risiko ini melekat pada industri atau perusahaan atau instrumen tertentu. Risiko non-sistematik dapat dikelola dengan melakukan diversifikasi dan penyusunan portofolio.


    Contoh risiko jenis ini adalah risiko perubahan manajemen, risiko wanprestasi (default), dan risiko likuiditas.

    Pada reksadana mengandung kedua hal risiko tersebut, baik sistimatik maupun non-sistimatik, berikut beberapa risiko yang dihadapi apabila berinvestasi di reksadana :

    1. Risiko Sistematik dalam Reksadana


    • Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik
    Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di luar negeri merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja portofolio reksa dana.

    2. Risiko Non- Sistematik dalam Reksa Dana

    • Risiko Wanprestasi/Default Obligasi
    Risiko ini terjadi jika pihak Manajer Investasi membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan. Padahal sebelumnya, kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja, sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya.

    • Risiko Likuiditas
    Risiko ini akan terjadi ketika Manajer Investasi tidak memiliki dana yang cukup untuk melunasi penjualan unit penyertaan yang dilakukan oleh investor. Pemegang Unit Penyertaan berhak untuk melakukan Penjualan Kembali Unit Penyertaan, namun apabila karena suatu sebab, seluruh atau sebagian besar Pemegang Unit Penyertaan secara serentak melakukan Penjualan Kembali kepada Manajer Investasi, maka hal tersebut dapat menyebabkan Manajer Investasi tidak mampu menyediakan uang tunai seketika untuk melunasi Penjualan Kembali Unit Penyertaan tersebut. Beberapa faktor yang menyebabkan penjualan (redemption) besar-besaran atau rush ini diantaranya adalah situasi politik dan ekonomi yang memburuk, penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio reksa dana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola reksa dana tersebut.

    • Risiko Menurunnya Nilai Unit Penyertaan
    Perlu dipahami bahwa nilai unit penyertaan reksa dana dapat berfluktuasi karena kenaikan dan penurunan nilai aktiva bersihnya. Penurunan nilai aktiva bersih disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio reksa dana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Faktor yang menyebabkan penurunan harga pasar portofolio investasi reksa dana, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan penyebab fundamental lainnya.

    • Risiko Konsentrasi Efek
    Manajer Investasi memiliki kewenangan untuk melakukan pengelolaan portofolio sesuai dengan tujuan dan arahan investasi yang diberikan. Sangat dimungkinkan bahwa Manajer Investasi hanya memilih sejumlah saham tertentu dalam portofolionya yang mengakibatkan terkonsentrasinya aset reksa dana.

    • Risiko Pembubaran dan Likuidasi
    Pembubaran reksa dana dapat diperintahkan oleh OJK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembubaran reksa dana juga dapat dilakukan karena total Nilai Aktiva Bersih (NAB) suatu reksa dana kurang dari jumlah tertentu dalam jangka waktu Hari Bursa tertentu secara berturut-turut.

    • Risiko Perubahan Peraturan
    Adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi hasil investasi yang akan diterima oleh suatu reksa dana. Perubahan peraturan perundangan-undangan dan/atau kebijakan di bidang perpajakan dapat pula mengurangi penghasilan yang mungkin diperoleh Pemegang Unit Penyertaan.


    Untuk menyikapi risiko berinvestasi di reksadana seperti yang sudah dujelaskan diatas, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko yang ada, yaitu :

    1. Pilih Manajer Investasi dan produk reksa dana yang terdaftar di OJK

    Sangatlah penting Anda ketahui bahwa reksa dana yang akan Anda beli, telah dikelola oleh Manajer Investasi yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, reksa dana yang akan kita beli tersebut juga terdaftar di OJK. Verifikasi dapat dilakukan online melalui www.ojk.go.id. Reksa dana yang didaftarkan di OJK telah melalui proses yang diwajibkan oleh peraturan dan menyediakan informasi yang lengkap termasuk risiko yang terkandung di dalamnya.

    2. Kenali manfaat dan risiko produk reksa dana dengan baik

    Penting untuk benar-benar memahami reksadana sebelum membeli. Anda dapat memperoleh informasi lengkap dalam prospektus reksadana yang diterbitkan oleh Manajer Investasi. Jika Anda ragu, Anda dapat mencari opini dari ahli di bidang tersebut. Beberapa pihak ada yang menggunakan risk and return analysis untuk membandingkan risiko dan hasil investasi reksadana.

    3. Pilih produk yang menerapkan manajemen risiko dengan baik

    Sebagai pemodal reksadana, Anda mempercayakan pengelolaan reksadana pada Manajer Investasi. Adalah penting untuk memilih manajer investasi yang bertanggung jawab dan menerapkan manajemen risiko dengan standar tinggi dalam pengelolaan portofolio agar risiko dalam reksadana dikelola dengan benar dan bukan hanya semata mengejar keuntungan. Manajemen risiko mencakup menentukan risiko yang ada dalam berinvestasi dan kemudian menangani risiko tersebut dengan cara yang paling sesuai untuk tujuan investasi Anda. Manajemen risiko terjadi setiap saat, disemua aktivitas investasi yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Manajemen risiko yang tidak memadai sangat berbahahaya.

    4. Kenali profil risiko Anda dan pilih produk yang sesuai dengan Anda

    Sekali lagi, sangat ditekankan mengenai pentingnya mengenali profil risiko Anda. Ketika Anda pertama kali pergi ke penyedia jasa keuangan yang menyediakan reksadana adalah wajib hukumnya bagi mereka untuk menyediakan kuesioner profil risiko dan mengukur profil risiko. Profil risiko ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat toleransi Anda terhadap risiko. Dari hasil yang diperoleh, Anda dapat dengan bijak memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko investasi Anda.

    Tentu saja, Anda dapat saja memilih produk yang lebih berisiko dari risiko yang dapat Anda toleransi, namun Anda perlu mengingat kembali  bahwa semakin besar potensi imbal hasil keuntungan yang bisa diharapkan, semakin besar pula potensi risiko investasinya.

    Jadi sebelum memulai berinvestasi di reksadana, jangan lupa untuk mengukur terlebih dahulu profil risiko investasi Anda. Ketahui dengan baik, manfaat serta risiko investasi dengan membaca prospektus dan dokumen penawaran lainnya. Ingat slogan investasi reksadana yang dikeluarkan OJK yaitu, pahami dan nikmati!