Monday, April 27, 2015

Mengenal Lebih Jauh Reksadana Pasar Uang

mengenal reksadana pasar uang

Reksadana Pasar Uang adalah Reksadana yang melakukan investasi 100% pada efek Pasar Uang, seperti deposito, SBI, obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Reksadana Pasar Uang mempunyai potensi keuntungan yang rendah dengan tingkat resiko yang rendah juga. Umumnya hasil keuntungan investasi reksadana pasar uang sedikit lebih tinggi dari suku bunga deposito. Cocok untuk investasi jangka pendek (kurang dari satu tahun), sebagai perlindungan capital, karena jika dibutuhkan dapat dicairkan setiap hari kerja dengan penurunan nilai investasi yang hampir tidak ada.

Dengan jangka waktu yang kurang dari satu tahun itu, otomatis Reksa Dana Pasar Uang itu lebih likuid dari Reksa Dana biasa. Jenis ini sangat cocok untuk investor pemula, yang masih lekat dengan berinvestasi di deposito, tetapi ingin menjajal berinvestasi di reksa dana.

Mungkinkah Reksadana Pasar Uang memberikan hasil investasi negatif? Kemungkinan itu ada tetapi sangat kecil. Berbeda dengan saham dan obligasi yang nilainya dapat berubah tiap hari, maka instrumen pasar uang jangka pendek pada umumnya memiliki harga tetap.

Baca artikel lainnya : Pilih mana : Reksadana atau Deposito ?

Perhitungan NAB/Unit Reksadana Pasar Uang memang dibuat tetap pada harga Rp.1000,-, namun bukan berarti investor tidak mendapatkan hasil investasi. Hasil tersebut dibagikan setiap hari dalam bentuk tambahan Unit Penyertaan. Bank Kustodian memiliki catatannya dan akan melaporkan jumlah Unit Penyertaan yang dimiliki oleh investor setiap akhir bulan.

Walaupun reksa dana ini memiliki bunga yang tidak jauh beda dari deposito, tapi memiliki banyak keunggulan. Pertama, adanya kebebasan waktu penarikan. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, reksa dana jenis ini memiliki likuiditas tinggi. Hal ini sangat berbeda dengan deposito, investor hanya dapat mencairkan dananya jika memang sudah jatuh tempo. Jika investor deposito ingin menarik uangnya sebelum jatuh tempo, investor itu akan dikenai penalti yang nilainy beragam, besarnya bisa mencapai lebih dari 10% bunga.

Kedua, investor dapat menentukan jumlah uang yang ingin dicairkan. Sementara itu, di deposito, investor tidak dapat menentukan sendiri jumlah uang yang akan ia cairkan. Mau tidak mau, investor harus rela menarik seluruh uangnya di deposito plus seluruh imbal hasilnya.

Keunggulan reksa dana pasar uang lainnya adalah bebas pajak dan memiliki capital gain dari pasar sekunder, meskipun tidak begitu signifikan.

Pertanyaannya kemudian, mengapa terjadi minat besar-besaran menanamkan investasi pada instrumen tabungan, deposito, SBI dan surat utang jangka pendek?

Pemulihan ekonomi, biasanya terjadi inflasi, dimana terjadi peningkatan permintaan ketimbang posisi penawaran. Peningkatan inflasi selalu mengindikasikan akan terjadinya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Sebab, secara etika ilmu ekonomi, nilai suku bunga acuan bank tidak bisa lebih rendah dari inflasi.

Kenaikan BI Rate, sudah barang tentu akan membuat suku bunga tabungan dan deposito bank serta SBI mengalami kenaikan. Jadi wajar saja, jika sebagian pelaku pasar kini memburu produk reksa dana pasar uang, didorong oleh ekspektasi kenaikan BI Rate, dengan harapan dapat menuai keuntungan di tengah sentimen pemulihan ekonomi global.

Saturday, April 4, 2015

Mempersiapkan Dana Pensiun Dengan Reksadana Yang Tepat

menyiapkan dana pensiun dengan reksadana
Investasi reksadana akhir-akhir ini mulai digemari oleh para investor, demi memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan bila mereka menanam uang lewat deposito atau tabungan biasa. Jenis investasi yang memanfaatkan skema reksadana juga tampaknya tepat bila disasar oleh orang-orang yang mengharapkan ketenangan hari tua. Maksudnya, mereka yang memiliki harta berlebih dan ingin mengembangkannya bisa memilih reksadana sebagai instrumen untuk menyiapkan dana pensiun. Secara umum, reksadana menawarkan lebih banyak diversifikasi investasi. Artinya, para penanam dana akan mendapatkan lebih banyak model pengelolaan modal yang lebih bervariasi dibandingkan dengan yang bisa didapatkan melalui skema deposito atau tabungan biasa. Meski demikian, pertanyaannya adalah: bagaimana mempersiapkan dana pensiun melalui reksadana?


Sebelum menjawab pertanyaan itu, penting bagi Anda untuk memiliki kondisi keuangan yang sehat, yang merupakan syarat mutlak bagi mereka yang ingin berinvestasi melalui reksadana. Keuangan sehat yang dimaksud terdiri dari beberapa komponen yang bisa dihitung, yakni:
  • Rasio hutang konsumtif sebesar 0%
  • Rasio cicilan (total biaya cicilan bulanan) kurang dari 30% dari keseluruhan pendapatan bulanan.
  • Rasio dana darurat sebesar 6 sampai 12 kali pendapatan bulanan tetap.
  • Rasio biaya total bulanan adalah kurang dari 1% dari keseluruhan pendapatan bulanan.

Jumlah rasio di atas mutlak harus dimiliki setiap orang yang ingin dikategorikan sebagai seseorang yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan sanggup untuk menginvestasikan hartanya.
Hal selanjutnya yang juga harus dipertimbangkan adalah: seseorang harus memiliki tujuan investasi yang jelas. Dengan memiliki tujuan investasi yang jelas, seseorang bisa tahu jenis reksadana apa yang mesti dipilih, apakah di masa depan ada kemungkinan untuk pindah produk reksadana, dan hal-hal lainnya terkait dengan investasi reksadana. Lebih jauh lagi, tingkat kehidupan yang layak bagi seseorang yang berkeinginan menginvestasikan harta di reksadana adalah: dia memiliki pendapatan tetap sekitar 10 juta per bulan. Asumsikan bahwa pada tahun 2015 ini Anda telah menghitung kebutuhan dana pensiun sekitar 9,08 Miliar Rupiah. Investasi reksadana saham menjanjikan keuntungan kurang lebih sekitar 25% per tahun. Usia Anda sekarang 25 tahun dan Anda berencana pensiun pada umur 50 tahun – jadi, ada waktu sekitar 45 tahun masa pengabdian. Artinya, Anda akan membutuhkan dana pensiun sebesar jumlah di atas pada tahun 2040 (2015 + 25 tahun masa pengabdian Anda). Dengan investasi per bulan sejumlah 1,351 juta, Reksadana bisa memberikan Anda dana pensiun sejumlah itu. Namun sekali lagi, ini hanyalah perhitungan kasar.
Nah, ada beberapa jenis reksadana yang harus Anda ketahui, yakni saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang. Masing-masing jenis reksadana tersebut bisa disesuaikan dengan horizon investasi, atau mana jenis investasi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dana pensiun Anda. Bagi mereka yang sedang merencanakan dana pensiun menggunakan reksadana, maka tampanya reksadana saham adalah bentuk yang paling cocok. Meski demikian, perlu diketahui bahwa pergerakan keuntungan reksadana saham sangat fluktuatif, meski ada logika di mana keuntungan pasti diperoleh dalam jangka panjang. Rumusnya adalah: jika investasi Anda minimal sesuai dengan periode yang disediakan, maka kemungkinan mengalami kerugian akan menjadi jauh lebih kecil.

Dalam banyak kasus, mereka yang ingin mendapat dana pensiun yang besar di masa depan bisa mempertimbangkan untuk menaruh uangnya pada jenis reksadana saham, di mana durasi investasinya bisa mencapai 25 tahun.